GURU BESAR BUKAN IMPIAN: SEMANGAT PRODI ILMU HADIS DALAM WORKSHOP PENYUSUNAN PETA JABATAN AKADEMIK

FUSHPI Semakin Melesat – Kamis, 22 Mei 2025 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUSHPI) UIN Raden Fatah Palembang mengadakan Workshop Penyusunan Peta Jabatan Akademik Dosen di lingkungan Fakultas. Kegiatan ini dilaksanakan karena hingga sekarang FUSHPI belum memiliki Peta Jabatan kademik yang dapat menjadi pedoman bagi penetapan pengisian formasi dosen dan jenjang karir akademik hingga ke Guru Besar. Kekosongan ini terkadang menyebabkan usulan kenaikan pangkat akademik dosen Fakultas tertunda karena tidak ada acuan formasi keilmuan yang dibutuhkan.

Untuk mengantisipasi hal di atas, FUSHPI menyelenggarakan Kegiatan Workshop dengan Narasumber Utama Prof. Drs. M. Sirozi, MA., Ph.D – Guru Besar Pendidikan Islam dan Rektor UIN Raden Fatah Periode 2016-2020. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas, Prof. Dr. Hj. Uswatun Hasanah, M.Ag., Wakil Dekan 1, Dr. Hj. Nurfitriyana, M.Ag., Kaprodi dan Sekprodi S1 dan S2, serta Kabag TU, Dr. Jummiana, M.Pd.I., bertempat di Ruang Rapat B Fakultas Ushuluddin.

Workshop ini diikuti dengan antusias oleh semua Kaprodi dan Sekprodi. Tidak ada satupun yang  keluar ruangan walau kegiatan ini berlangsung lebih dari 3 jam, mulai pukul 09.00 hingga 12.30. Mengawali penjelasannya, Prof. Sirozi menyatakan bahwa Dosen merupakan pekerjaan yang menuntut kerja keras dan konsentrasi tinggi. Disini, Prodi merupakan tempat bagi Dosen untuk melaksanakan kegiatan akademik dan mengarahkan mereka dalam meraih jenjang kepangkatan yang lebih tinggi. Prodi juga menjadi unit yang paling berhak dalam menentukan kebutuhan Dosen Pengampu Mata Kuliah dan Penentuan Jabatan Akademik mereka hingga jenjang guru besar. Dosen adalah aset prodi, tetapi mereka mengajar harus sesuai dengan kebutuhan Prodi.

Selanjutnya, ditegaskan oleh Narasumber bahwa setiap Prodi harus memiliki keunikan yang menjadi ciri khasnya. Penetapan keunikan Prodi tersebut harus mempertimbangkan aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi Keilmuan Program Studi. Keunikan inilah yang pada gilirannya menjadi Keunggulan dan Dasar perumusan Visi Prodi. Visi ini yang kemudian melandasi perumusan Profil Lulusan yang mendeskripsikan kelebihan alumni. Setelah perumusan visi selesai, baru ditetapkan capaian pembelajaran dan komponen mata kuliah.

Pada sesi perumusan Peta Keilmuan Prodi, Prodi Ilmu Hadis yang mendapatkan kesempatan kedua, di bawah arahan Prof. Sirozi, menetapkan 5 (lima) Cabang Bidang Keahlian Keilmuan, yaitu Ulumul Hadis, Sejarah Hadis, Takhrijul Hadis, Fiqhul Hadis dan Perbandingan Kitab Hadis. Dari kelima Cabang Keilmuan ini akan dirumuskan ranting keilmuan yang bertransformasi menjadi kuliah. Kelima cabang inilah yang menjadi capaian akhir Jabatan Akademik bagi Dosen Prodi Ilmu Hadis hingga ke jenjang guru besar. Mengingat saat ini  Prodi Ilmu Hadis sudah memiliki satu guru besar di bidang ilmu hadis, yaitu Prof. Dr. Uswatun Hasanah, M.Ag., maka fokus selanjutnya adalah mengisi empat cabang keahlian keilmuan lainnya.

Di akhir Workshop, Prof. Sirozi mengingatkan bahwa dalam penyusunan ranting keilmuan harus melibatkan smeua dosen prodi. Beliau juga menegaskan bahwa Peta Jabatan Akademik ini dapat menjadi dasar dalam penetapan MK Fungsional Dosen, dan juga sebagai landasan dalam penyusunan Peta Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bagi Prodi. Kegiatan ini kemudian ditutup dengan foto bersama antara peserta dan Narasumber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *